Saturday, October 26, 2013

I was alone part 3 :')

 

I Was Alone #3

saat didalam rumah akupun berpikir sejenak
Aku :"kenapa aku begitu bodoh mau mengikuti kata kata si erik tadi kalau seandainya aku bunuh diri aku sekarang pasti sudah tidak terjebak dalam kesendirian ini aku memang bodoh"
Akhirnya aku pun makan belajar dan tidur walaupun aku baru bisa tidur saat jam 1 pagi karena aku berpikir kalau aku tadi harus bunuh diri saja

*saat pagi hari*
Aku bangun pagi ini karena sinar matahari yang mulai masuk kekamarku dan betaba kaget nya aku
Aku :"hah jam 06:30 bisa terlambat nanti"
Aku pun langsung masuk kamar mandi dan mandi asal asalan saja lalu pakai baju seragam dan berangkat sekolah dengan menggunakan motor tapi kemarin enggak karena ban nya bocor :D dan akhirnya sampai
Aku :"Fiuuhh... untung aja gurunya belum datang"
Aku masuk kekelas dan menaruh tasku setelah itu barulah bu Arum datang dia wali kelas ku dia juga guru ipa
Bu Arum :"selamat pagi anak anak"
M.M (murid murid) :"pagi bu"
Bu Arum :"hari ini kita kedatangan murid baru dari pindahan SMA Makasiwa kalau begitu ayo cepat perkenalkan dirimu"
Anak itu masuk dan dia adalah ERIK orang yang melarang ku bunuh diri kemarin ah... memang harusnya aku kemarin bunuh diri saja

Erik :"hai perkenalkan nama saya Erik syaputra saya baru pindah rumah makanya saya juga pindah sekolah semoga kalian bisa menerima saya dengan baik"
Bu Arum :"kalau begitu erik kamu duduk disamping sarah saja karena bangku kosong cuman itu"
Erik dari tadi memang terus memandangiku mungkin karena dia baru berkenalan denganku
Erik :"hai sarah kita ternyata bertemu lagi ya"dia tersenyum manis padaku
Aku :"biasa aja tuh harusnya kemarin aku udah bunuh diri dan akan bertemu keluargaku ini semua salah kamu"
Erik :"tapi itukan hanya tindakan..."
Aku :"BODOH tapi tetap saja lebih baik aku melakukannya dari pada harus tetap disini"
Bu Arum :"Sarah Dan Erik apa ada masalah kenapa kalian ribut"
Aku :"tidak papa kok bu hanya sebatas perkenalan saja"
Bu Arum :"ya sudah tapi dilanjutkan nanti setelah istirahat ya kita sekarang belajar"

SKIP
KRRRRRRIIIIIIIINNNNGGGGGGGGGGGG
Bel istirahat berbunyi dan mawar berjalan ke aku lagi jujur rasanya aku ingin menyapanya tapi itu semua begitu berat aku lakukan
Mawar :"sarah kamu mau kekantin"
Aku :"Tidak aku tidak lapar" aku berbicara dengan nada ketus
Mawar :"apa kamu mau titip makanan sama aku"
Aku :"kan aku udah bilang kalau aku gak lapar lagian aku juga bisa beli sendiri kok tuh ajak aja si erik"
Akhirnya mawar pergi dengan perasaan sedih dengan erik karena kembali gagal membujuku

(Mawar POV)
Aku begitu sedih karena sarah masih belum mau bermain denganku bahkan kekantin bareng aku hanya melamun tapi tiba tiba erik membuyarkan lamunanku
Erik :"apakah sarah dari dulu seperti itu bersifat pemarah"
Aku :"tentu saja tidak dulu dia adalah gadis yang berwatak periang, lembut dan sopan warna rambutnya pun bukan hitan tapi kuning"
Erik :"kenapa dia bisa seperti itu"
Aku :"ini karena dia sangat terpukul atas kepergian seluruh keluarganya dalam sebuah kecelakaan dan dia selama ini pun juga sering berkata kalau harusnya dia tidak hidup tapi mati saja bersama keluarganya"
Erik :"pantas kemarin dia ingin bunuh diri"
Aku :"bunuh diri tapi tidak berhasil kan"
Erik :"ya enggaklah kalau berhasil pasti sekarang dia gak akan ada disini"
Aku :"syukurlah oh ya kamu mau pesan apa"
Erik :"nasi goreng sama Pop Ice permet karet aja"
Aku :"aku sama deh"

(Sarah POV)
Saat aku sendirian dikelas dan bersenandung kecil tiba tiba saja ada suara seperti suara mama ku
??? :"sarah kamu harus bangkit jangan selalu terpuruk seperti ini nak kamu harus kembali ke sarah yang dulu"
Aku :"mama ini mama kan aku gak mungkin bisa bangkit kalau aku hidup sendirian"
??? :"kamu pasti bisa semangat lah sarah"
Suara itupun mulai menghilang dan memanggil manggil mama ku dan ada siswa yang masuk kelas
Siswa 1:"kayaknya sarah udah mulai gila deh"
Siswa 2 :"iya buktinya dia teriak teriak gak jelas gitu"
Aku yang mendengarnya pun marah
Aku :"APA YANG KALIAN KATAKAN" aku mengatakan dengan nada membentak
Siswa 1:"bukan apa apa"
mereka pun lari dari kelas

BERSAMBUNG
======================================================

Friday, October 18, 2013

I was alone:') part 2

 I Was Alone #2

Akhirnya aku duduk sendirian dibelakang sekarang teman temanku pun mulai menjauhiku setelah kata yang tadi aku ucapkan pada mawar kalau aku ingin menjadi "ANTI SOSIAL" entah mengapa diriku menjadi seperti ini aku merasa sekarang hatiku terasa kosong Bel masuk pun berbunyi dan selama waktu berjalan aku tidak tertawa atau tersenyum sedikitpun dengan teman teman ku di kelas padahal dulu kami sering tertawa bersama dan bermain tapi kali ini aku tidak mau melakukan hal itu

SKIP
KRRIIIIIIIINNNNNNNNNNGGGGGGGGGG
Bel pulang pun berbunyi aku melihat mawar setengah berlari mengejarku
Mawar :"sarah tunggu"
Aku :"apa"
Mawar :"aku mohon kali ini kita pulang bersama seperti biasa ya"
Aku :"tidak aku bisa pulang sendiri"
Aku berlari menjauhi mawar saat itu hatiku menjawab iya tapi mulutku tidak sekarang aku menjadi aneh
@rumah sarah
Aku masuk kekamarku dan duduk didepan kaca meja rias disitu aku melihat sisir warna pink yang selalu kaka ku pinjam jika dia ke kamarku padahal dia juga sudah punya
Aku :"ka kenapa kaka hari ini gak pinjam sisir aku kenapa, kaka udah punya sisir baru ya jawab ka jawab" aku melempar sisir itu ke pintu kamarku aku berpikir sepertinya aku sudah stress karena kepergian keluarga ku

Aku :"TUHAN mengapa kau memisahkan aku dengan keluargaku kenapa engkau tidak mengambil nyawaku juga saat itu mengapa jika aku hiduppun aku merasa sensara dengan kesendirian ini aku mohon ambil saja nyawaku ini"
Aku mulai menangis dan berteriak tidak karuan seperti orang gila aku sekarang memang gila karena semua ini
Aku :"aku gak kuat lagi dengan hidup ini aku mau mati saja"
Ya mungkin aku akan jauh lebih baik jika aku mati aku pergi ke gedung tinggi aku pun naik ke atap paling atas gedung itu aku sekarang mungkin akan loncat karena ini semua aku sudah tidak kuat sebaiknya aku menyusul keluargaku tapi dibawah sana orang orang menyuruhku untuk tidak melakukan hal gila ini lalu tiba tiba ada laki laki yang datang padaku

??? :"kamu begitu BODOH kenapa kamu mau menyia nyiakan hidup kamu, apa kamu tidak memikirkan masa depan kamu jangan pernah kamu melakukan hal sebodoh ini"
AKu :"kamu tidak pernah mengerti apa yang aku rasakan sekarang kamu tidak pernah mengerti aku kehilangan semua keluargaku hingga aku hidup sendiri seperti ini" airmata ku mulai turun
??? :"jika aku jadi kamu aku akan menjadi orang yang berguna untuk membahagiakan keluargaku dialam sana dan tidak akan menyiksa mereka dengan kamu harus bertingkah konyol seperti ini"
Aku :"tapi aku tidak kuat aku tidak sanggup menghadapi cobaan ini"
??? :"aku akan mencoba membuatmu kuat tapi sekarang turunlah"
Aku :"baiklah aku akan turun"

Aku pun turun dan orang orang pun mengucap syukur karena aku tidak jadi lompat dari gedung
Aku :"terima kasih atas katakatamu tadi ya namaku sarah anatasya"
??? :"aku Erik Syaputra sarah aku akan mencoba agar kamu tidak depresi lagi seperti ini kalau begitu biar aku antar kan kamu pulang"
Aku diantarnya pulang dengan motor sampai rumahku aku pun masuk rumah

Monday, October 14, 2013

I Was Alone part 1 :')








I Was Alone #1

(all pov)
Bruakkkk!!!!!!
Terdengar suara yang begitu keras dari arah barat yang ternyata berasal dari kecelakaan mobil truk dan mobil toyota yang bertabrakan. didalam mobil toyota itu ada 1 keluarga yang ingin berlibur itu adalah keluarga Sarah
Wiu....Wiu....Wiu..
mobil ambulance pun datang menjemput para korban
@rumah sakit
Suster :"dokter jantung ketiga pasien ini telah berhenti"suster mengatakannya dengan nada panik
Dokter :"bagaimana dengan pasien wanita yang satu lagi"
Suster :"dia selamat tapi tangannya sepertinya patah"
Dokter :"kalau begitu cepat obati dia"

Dan 2 jam kemudian sarah akirnya sadar
Sarah :"aku ada dimana"
Suster :"kamu ada dirumah sakit intan permata tadi kamu kecelakaan"
Sarah :"dimana mama papa dan kaka"
Suster :"mereka..."
Sarah :"mereka kenapa" sarah berbicara dengan nada yang begitu cemas
Suster :"mereka sudah meninggal"
Sarah :"tidak ini tidak mungkin terjadi"
Hati sarah begitu hancur karena mendengar apa yang dikatakan oleh suster tadi

(Sarah POV)
Aku :"dimana mereka aku ingin melihat mereka suster"
Suster :"mereka ada diruang mayat biar saya antarkan"
Suster itupun menaikkan ku kesebuah kursi rodan dan diapun mendorongnya hingga aku berada didepan mayat ketiga keluargaku
Aku :"mama kenapa mama pergi kalau mama pergi siapa yang akan memanjakkan aku lagi papa bagaimana nasibku nanti jika papa tidak ada begitu juga kaka siapa yang akan menemani ku bermain lagi kenapa aku harus hidup sebatang kara seperti ini"
Dokter :"sudahlah nak relakan lah mereka biar mereka tenang"
Aku :"mana mungkin aku merelakannya dokter tidak tahu perasaan saya" aku menangis dan terus menangis hingga akhirnya air mataku habis dan tidak dapat menangis lagi

Sekarang aku berada dikamar pasien dan tiba tiba ada seorang wanita paruh baya masuk kekamar ini
??? :"benarkah anda yang bernama Sarah Anatasya"
Aku :"iya saya sarah ada perlu apa ya"
??? :"saya adalah pengacara papa anda dan sebenarnya beliau telah menyiapkan warisan untuk anak anaknya jika kelak di akan pergi dia menyerahkan seluruh aset kekayaannya untuk mu sarah termasuk rumah perusahaan dan lain lain"
Aku :"jadi papa sudah menyiapkannya sejak lama"
Pengacara :"benar dan sekarang seluruh kekayaan nya menjadi atas nama anda"
Aku :"oh begitu"
aku tidak merasa senang sama sekali walau pun kekayaan papa ku akan bisa menghidupiku seumur hidup tapi aku tetap saja tidak bisa bersama mereka kembali

*3 minggu kemudia
Sekarang aku sudah kembali kerumah dan juga aku telah sembuh total jadi besok aku sudah bisa sekolah kembali Aku baru kelas 1 SMA di sma sinar purma sekolah elit yang memang sudah terkenal

*besoknya disekolah
Aku berjalan di lorong sekolah menuju kearahku semua murid melihat kearahku dengan tatapan heran mungkin karena sudah 3 minggu aku tidak masuk sekolah tapi aku yakin yang mencolok dari ku adalah warna rambutku yang sekarang hitam dan lurus padahal sebelumnya berwarna kuning bergelombang aku tidak suka rambutku sebelumnya karena sekarang rambutku adalah lambang bahwa sekarang aku sedih dan sendiri

Aku pun masuk kekelasku dan langsung disambut oleh sahabatku mawar tapi sekarang aku berfikir jika aku akan menjadi anti sosial karena tertawa gembira hanya akan membuatku semakin tersiksa dengan mengingat keluargaku
Mawar :"hai sarah kok kamu kelihatan nya murung dan mengapa rambutmu berwarna hitam lurus kan sebelumnya kuning bergelombang"
Aku :"ini bukan urusanmu"
Mawar :"kok kamu jadi aneh sih kan dulu kamu selalu cerita macam macam ke aku jika kamu punya masalah aku kan sahabat kamu"
Aku :"tapi sekarang aku sudah tidak mau lagi cerita sama kamu dan sekarang kamu adalah mantan sahabatku sekarang aku benci dengan tertawa dan bersosialisasi"
Mawar :"sarah ini pasti karena keluargamu kan aku tahu bagaimana rasanya kehilangan keluarga dulu kaka ku juga meninggal dalam kecelakaan tapi jangan kamu menghancurkan hidupmu dengan menjadi orang yang anti sosial"

Aku :"biar aku ulangi pertama kamu gak akan ngerti apa yang aku rasakan kedua yang meninggal hanya kaka mu saja sedangkan aku semuanya dan juga aku tidak merasa aku menghancurkan diriku"
Aku pun akhirnya menghentikan pembicaraan ku dan duduk dimeja Ani paling belakang karena sebelumnya aku duduk sama mawar ani duduk sendiri
Aku :"eh ani kamu mendingan duduk sama mawar aja sana didepan kan enak"
Ani :"ya udah deh aku pindah kedepan"
======================================================
Bersambung
gimana nih episode pertama bagus gak mohon dimaafkan juga ya kalau ada salah salah perkataan

Saturday, October 5, 2013

Ayah :)


Cerita Sedih Tentang Ayah dan Anaknya

Ayah menggendongku menuju halaman rumah, hari ini Ulang Tahunku yang ke 6... Ayah tersenyum lalu mengusap kepalaku dan mengecup keningku, sambil membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an. "Tutup dulu yah matanya, nanti kalau Ayah bilang buka, baru boleh buka " Aku mengikuti perintah Ayah saat itu. Lalu tak lama kemudian, "Ayo, sekarang kamu boleh buka mata kamu". Aku terkejut, ternyata Ayah membelikan aku sepeda baru. "Ayah aku seneng bangeet :) Makasih Ayah :)". Aku belajar, terus belajar, terus jatuh, bangun lagi, jatuh, bangun lagi.. "Hey pah, itu awas si Ade jatuh tuh" Mamah meneriaki Ayah. Tapi Ayah terus mendorongku "Ayo terus nak, bangun lagi!! biar ga' jatuh lagi!! ayo ayoo!! ". Aku terus bangkit lagi sampai akhirnya... "Blaaastt!! aku bisa!!!! :). Aku senang sekali saat itu. Aku melihat Ayah tersenyum bangga. Sedangkan Ibu senang tapi tampak khawatir padaku.

Sekarang, umurku sudah 16 tahun...
Saat aku lelah, baru pulang sekolah, Ayah memanggilku.. "Hey nak, makan dulu!"aku merengut dan berkata "AH!! males Yah!!" nadaku sedikit membentak saat itu. Malam harinya, saat aku sedang makan, aku berkata kepada Ayah " Ayah, sebentar lagi aku Ulang Tahun, Aku mau minta uang untuk nraktir teman-temanku". Ayah menoleh sejenak, lalu tersenyum padaku. "Iya, nanti Ayah berikan".

Aku terbangun tengah malam, mencari air untuk diminum.Kakiku tertatih2 berjalan sempoyongan karena jelas aku mengantuk. Kakiku melangkah melewati kamar Ayah dan Mamah, Sekilas aku melihat Ayahku sedang melaksanakan Shalat Tahajud, aku terus berjalan ke dapur. Selesai minum, aku kembali melewati kamar Ayah, ku dengar samar2 isak tangis dari dalam kamar, Ku intip Ayahku sedang berdoa dari sela2 pintu yang terbuka. "Ya Allah, berilah keluarga Hamba Rezeky-Mu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kamu. Ringankanlah beban hidup hamba. Jaga keluarga hamba dari Syaitan yang terkutuk" suara itu perlahan2 menghilang, berganti jadi tangis. Aku tidak tau pasti apa yang membuat Ayah menangis. Aku ingin bertanya, tapi kantukku tak terkalahkan. Aku melenggang pergi menuju kamarku kembali.

Pagi2 sekali Ayah sudah bergegas pergi ke kantornya. Mamah membuat sarapan, dan aku bergegas mandi. Saat hendak berangkat sekolah, "Mah, Ayah mana??", Mamah menatapku sekilas lalu berkata sambil merapikan meja makan "Udah pergi ke kantor tuuh". "ooh" jawabku singkat. "Aku berangkat sekolah dulu yah maaah, Assalamu'alaikum..". "Wa'alaikumsalam".

Jam dinding kelasku menunjukan pukul 12.45. Masih 1 jam setengah lagi aku baru bisa pulang."Eh, Melia Putri, jangan bengong muluuu dooong!!" Ersa, sahabatku seketika menyadarkan aku dari lamunan ku. "Ciieee, tau deeh yang bentar lagi Ulang Taon.. ". Aku baru teringat, Ulang Tahunku sebentar lagi. Aku mulai menulis di secarik kertas, apa2 saja yang akan aku beli, siapa saja yang nanti akan aku teraktir, dan berapa budget yang harus aku sediakan untuk membeli itu semua.

Selesai shalat Maghrib, aku melengkah menuju ruang keluarga, tapi aku melihat mamah menangis melengkah terburu2 ke arah kamar. "Astaghfirullah hal adziim" Ayah terduduk di kursi sambil menangis, Aku ingin menghampiri ayah. tapi, "Ayah bangkrut nak, Ayah udah ga' kerja lagi.Sekarang Mamah pergi, kita udah gapunya apa2 lagi" Aku terhenyak sesaat. "Astaghfirullah". Aku terbirit ke kamar. Adzan Isya berkumandang, aku bergegas mengambil air wudhu, dan kemudian melaksanakan shalat Isya. Selesai shalat, sadarku sejak tadi, air mataku terus mengalir. "Ya Allah, di hari Ulang tahunnnku yang ke 17 nanti, Ulang tahun tanpa Mamah disampingku, Ulang tahun sederhana yang mungkin tak ada sesuatupun yang spesial. Ya Allah, Ringankan beban keluargaku. Kembalikan Mamah, kembalikan pula pekerjaan Ayah." aku terhanyut dalam do'aku.. dan tertidur lelap hingga keesokan harinya.

Aku sudah rapi dalam balutan seragam SMA ku. Rapi, Berjilbab, tapi sembab :(. Aku bergegas memakai sepatu . Mamah sudah pergi. lemarinya kosong. hanya ada baju2 Ayah disana. Air mata kembali mengalir. "Sarapan nak??. Aku terhenyak, Ayah mengulurkan tangannya. Wajahnya pucat, Banyak kesedihan tersirat di matanya. Aku tak kuasa menatap mata Letih itu lama2. aku hanya menyunggingkan seurat senyuman. Lalu bergegas ke dapur. hanya ada telur disana. Entah mengapa, tiba2 serangkaian kalimat bodoh keluar dari mulutku "Aku ga' suka telur. Aku mau sarapan yang di bikin sama Mamah" lalu aku melaju pergi keluar dari rumah. Rasa sedih kembali menghantuiku. Tangisku semakin menjadi-jadi ketika aku melihat keluarga utuh, Ibu, Ayah, dan Anak. "Ya Allah cobaan apalagi yang Kau hadirkan untukku ya Rabb" Sekilas aku menyalahkan Ayah yang kehilangan pekerjaannya. Menyalahkan Mamah yang pergi meninggalkan aku dan Ayah begitu saja. Sampai aku tersadar bahwa sekolahku sudah jauh terlewat. Aku bergegas turun.

"Mel, udah lah, tenang ajah, Allah pasti kasih buah manis setelah apel busuk yang kamu telan sekarang.. Udah, jangan sedih". Ersa terlihat khawatir melihat keadaanku sekarang. Hanya dia yang tau keadaanku. hanya dia. "Mel, tadi gue liat Ayah loe, di jalan, lagi mungutin sampah. Ada kerja bakti sosial di kantor ayah loe??". Aku termangut sedih Ersa mengelus2 pundakku "Iyah, ada bakti sosial di kantor ayahnya". "loh, tapi ko' Melani nagis sih Sa??". "Melani lagi ga' enak badan,,"

Hari berganti hari, Ulang Tahunku semakin dekat. Tinggal 5 hari lagi. Keadaan sekarang semakin membuatku terpuruk. Ayah sekarang hanya jadi tukang ojek, bahkan terkadang Ayah memungut sampah. Waktu semakin membuatku menyalahkan Ayah. Entah apapun alasannya. Untuk beli beras pun aku sudah susah. Apalagi untuk membeli kue untuk Ulang Tahunku nanti. Ditambah pindahnya Ersa dari sekolahku karena keluarganya pindah. Keterpurukanku terkadang membuatku menjadi manusia paling tidak bersyukur, selalu berfikir bahwa Tuhan itu ga' adil. Padahal jelas, aku masih memiliki Ayah yang sangat menyayangiku.

"Mel?? Assalamu'alaikum Mel??" Suara Riuh dari pintu depan terdengar sangat parau. Menggangu tidurku. ku langkahkan kai ke pintu depan "Iyah pak, bu, ada apa?? malam2 begini ramai2 sekali??". "Ayah mu Mel, Ayahmu kecelakaan. sekarang kita harus cepat ke rumah sakit Teratai merah!!!". Tanpa berkata apa-apa lagi, aku langsung bergegas, berlari secepatnya.

"Ayahku Bisu dan Tuli" setiap hari aku menemukan tulisan itu pada bangku, meja, papan tulis, buku-buku pelajaranku. Bahkan tak jarang orang-orang jahat menuliskan serangkaian kalimat itu lalu menempelkannya di punggungku. Aku muak. Aku lelah!!!!. Aku ingin Ayah yang lebih baik dari ini. Ayah yang tak bisu dan tuli. Ayah, yang seperti Ayah-Ayah lainnya. Ayah yang bisa mendengar harapan dan ketakutanku. Ayah yang berbicara, dan mengerti aku. Berharap lebihpun aku percuma. Tuhan tak akan mendengarkan do'aku.

Tiga hari menuju hari Ulang tahunku. Namun semua terasa semain pelik. Aku tak punya teman di sekolah, tak pula di rumah. Marah dan benci menyelimutiku ketika aku harus melihat Ayah yang semakin hari tampak aneh dengan bahasa barunya "bahasa isyarat". Bahasa yang membuat aku semakin terpuruk dengan kenyataan bahwa Ayahku tak seperti Ayah yang lain. Rasa sakit dan putus asa ku rasakan setiap hari. Setiap Ayah mengantarkan aku ke sekolah, lalu berkata dengan bahasa barunya "Hati-hati, jadilah anak yang baik". Tersenyum pun aku malas. Hingga muncul lah pikiran-pikiran baru "Untuk apa aku hidup kalau hidupku diisi dengan rasa malu seumur hidup??"

Praaak!!!! Aku lemas tak berdaya, ketika pecahan kaca dari gelas yang kupecahkan ku goreskan pada kulit pucatku. Aku tak tau lagi apa yang terjadi. Semuanya gelap.

Sadarku dalam keheningan malam. Dalam kesendirian yang nyata. "Kemana dia saat aku seperti ini?". Aku menyesali Ayah yang tak ada di sampingku saat ini. Tapi, dimana aku?? Apakah aku masih berada di tempat yang sama?? di tempat saat aku terjatuh tadi??. Sorot lampu saratkan semua tanda tanya yang terngiang2 di benakku tadi. "Ini Rumah Sakit" bisikku dalam hati. Seorang dokter menghampiriku lalu membuka benda yang membuat leherku tidak bisa bergerak. Setelah dibuka, aku menoleh ke samping kananku. "Itu Ayahku" terbujur kaku di atas ranjang di samping ranjangku. Ku genggam tangannya sambil menangis. "Dingin". Seperti mayat. Lalu dokter berkata kepadaku "Ayahmu, telah menghabiskan seluruh darahnya untuk di transfusikan ke dalam tubuhmu. Tubuhmu kehilangan sangat banyak darah. Dan Ayahmu menggantikan darah-darah yang hilang itu dengan darahnya. Dan akhirnya, Ayahmu harus kehilangan nyawanya karena terlalu banyak kehilangan darah". Aku terhenyak. menangisi sosok beku di sampingku. Dingin, Pucat, Tak bernyawa, dan Terlihat parau tanpa Senyum di wajahnya lagi. Ayah sudah pergi, demi aku.

Aku di pulangkan ke rumah 3 hari setelah kematian Ayah. Sebenarnya aku di paksa tinggal bersama sanak saudaraku. tapi aku enggan, aku ingin mengenang momen-momen indah bersama Ayah dulu di rumahku. Kaki ku lengah, terpungkai jatuh ke lantai tempat dulu Ayah memperlihatkan hadiah Ulang tahunku yang ke 6... "sebuah sepeda baru". Namun kupaksakan terus berjalan. Kakiku melangkah ke arah dapur. Dimana aku dulu duduk tertawa melihat Ayah yang makannya 2 piring sekaligus. Dan aku melihat sesuatu diatas meja makan. Sesuatu yang terlihat menjijikan. Sesuatu yang berbau basi. "Sebuah Kue Ulang Tahun" bertuliskan krim merah muda "Happy B'day Sayang". Aku terhenyak. Lalu melihat sepucuk surat yang berisikan
"Untuk Melia tersayang. Maafkan Ayah. Telah membuat kamu malu selama ini. Ayah bisu dan tuli. tak seperti Ayah yang lain. Yang normal, Yang bisa mengerti keadaan, jeritan, harapan anaknya. Tapi Ayah selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Bahkan Ayah paksakan berteriak, walau Ayah tak bisa. Berusaha mendengar, walau Ayah tak mampu. Ayah membeli kue ini dari hasil memulung. Walaupun mungkin kue ini tak begitu cantik, tapi Ayah harap kamu menyukainya. Jangan lihat Ayah yang Bisu dan Tuli, Tapi lihatlah Ayah sebagai Ayah yang selalu menyayangimu. Ayah yang Mencintamu lebih dari apapun.

Tuesday, September 3, 2013

Oh.. Ayah Aku Sudah Capek!!!


Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Oh Ayah, ayah” kata sang anak…

“Ada apa?” tanya sang ayah…..

“aku capek, sangat capek …
 aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…

aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …

aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…

aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…

aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”

” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”

” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”

” Nah, akhirnya kau mengerti”

” Mengerti apa? aku tidak mengerti”

” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”

” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain,

jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”

Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Saturday, August 31, 2013

Saat boneka bercerita :') Part 2 (Last)







Entah berapa lama kau menunggu sampai akhirnya pintu laci
itu terbuka. Natria berdiri di depanku dengan kemarahan dan kebencian di
matanya dan gunting di tangan kanannya. Dia menatap tajam ke arahku
seolah dia ingin membunuhku. Dia tidak akan melakukan itu kan? Oh!
Tidak! Dia tidak bisa melakukan itu! Dia mencintaiku!

"Mati kamu!" dia berteriak dan dia merobek pakaianku dengan
guntingnya. Dia memotong telinga dan kakiku, "Aku benci kamu! Aku sangat
benci kamu, Dika!" dia membuangku ke lantai kamar yang dingin dan dia
menginjakku berkali-kali, "Cowok brengsek! Kurang ajar!"

Akhirnya dia jatuh terduduk dengan air mata yang meleleh
deras di pipinya, dia sangat terluka, aku juga begitu. Kami menangis
bersama tanpa kata-kata. Hidup kami hancur.

Beberapa saat kemudian dia mengambil potongan-potongan
tubuhku dan bangkit berdiri, "Maaf, aku nggak bermaksud melukaimu."
Bisiknya pelan.

Aku mengerti, ini bukan salahnya. Aku bisa merasakan apa
yang dia rasakan. Aku tahu betapa sakit hatinya ditingalkan oleh orang yang kita sayangi 

Saat Boneka Bercerita :') part 1

Saat Boneka Bercerita








Aku tak pernah tahu apa salahku. Sebelumnya, hidupku sempurna, indah dan
berwarna, tapi sekarang semuanya berbeda. Aku sudah kehilangan hal-hal
yang paling aku cintai. Kehangatan yang biasa aku rasakan, tawa yang
biasa aku dengar, dan rasa cinta yang biasa kusaksikan. Semuanya telah
hilang karena sebuah kesalahan, kesalahan siapa? Bukan salahku!



Aku masih ingat dengan jelas setiap detil kejadian yang
terjadi hari itu. Aku sedang berdiri dengan tenang bersama beberapa
temanku saat seorang cewek manis menyentuh hidungku dan menarik telinga
kecilku, "Yang ini, bagus nggak?" dia bertanya pada seorang cowok yang
berdiri di sampingnya. Aku menatap cowok itu, usinya sekitar 19 tahun,
kurasa dia pacarnya "Kamu suka?" cewek itu mengangguk. Merekapun
membawaku pergi.

Aku tidak tahu ke maan mereka membawaku, yang jelas saat
gadis itu mengeluarkan aku dari kertas plastik, aku mendapati diriku
berada di sebuah kamar yang tidak begitu besar, namun sangat rapi. Aku
ditaruh di meja di samping tempat tidur. Aku melihat cewek itu memeluk
pacarnya, "Makasih ya."

"Sama-sama, aku seneng bisa membelikan sesuatu buat kamu."
Balas cowok itu, "Sbenernya aku pengen banget bisa nemenin kamu lebih
lama, tapi aku harus buru-puru balik. Sampai ketemu besok di kampus ya,
Natria." Oh, nama cewek itu Natria.

"Okay, inget ntar sms kalo udah nyampe kos. Hati-hati Dika."

Natria menutup pintu setelah cowok yang ternyata bernama
Dika itu keluar. Dia lalu megambil dan memelukku, "Aku cinta banget sama
dia." Katanya.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Dika datang ke kos Natria
hampir setiap hari. Mereka terlihat sangat bahagia. Aku tidak pernah
bosan mendengarkan mereka bercerita, mereka tidak pernah kehabisan topik
yang menarik. Malam-malam setelah Dika pulang, Natria memelukku sambil
bercerita tentang betapa bahagianya dia.

Aku juga merasa sangat bahagia, tapi suatu malam di Bulan
Desember, Natria masuk ke kamarnya dengan mata yang basah. Aku menatap
mata itu dan aku bisa menemukan kesedihan dan kemarahan di dalamnya,
"Ada apa Natria?" aku bertanya tapi tak ada yang keluar dari mulutku.

Dia berdiri dalam kesunyian yang sanagt menyiksa selama
beberapa menit, namun bagiku itu terasa seperti berjam-jam. Aku tak tahu
apa yang terjadi padanya. Dia terlihat sangat sedih, kecewa, dan marah.
Dia berjalan perlahan ke arahku dan menarikku ke pelukannya, "Kenapa dia
tega ngelakuin ini sama aku?" dia memecah kesunyian. Aku merasakan
punggungku basah, dia menangis! Aku sangat berharap aku bisa
menghiburnya, menenangkannya. Andai saja aku manusia.

"Aku benci dia!" tiba-tiba Natria menarik telingaku dan
melemparkanku ke salah satu laci lemarinya. Di dalam lemari itu sangat
gelap. Aku takut, tapi aku tidak punya waktu untuk emmikirkan
ketakutanku. Aku tidak bisa melihat apa-apa, tapi aku bisa mendengar
semuanya. Natria menangis seperti anak kecil. Lalu aku mendengar tombol
/handphone /yang dipencet, sunyi selama beberapa detik, lalu terdengar
suara Natria yang bergetar, "Aku nggak pernah nyaka kamu bisa ngelakuin
ini! Kenapa Dika? Kenapa kamu ninggalin aku kaya gini? Apa yang kurang
dari aku? Aku udah berusaha ngelakuin yang terbaik buat kamu, tapi
kenapa kamu malah kembali ke cewek sialan itu bahkan sebelum kamu
mutusin aku?? Aku benci kamu Dika! Aku nggak akan pernah maafin kamu!"
dia menangis lagi, lebih keras dari yang tadi.

Apa? Dika menyakitinya? Dia meninggalkannya? Kenapa? Itu
pasti hanya salah paham! Dika tidak akan pernah melakukan itu! Dia
sangat mencintai Natria. Aku tahu itu. Aku percaya itu!

Aku tidak bisa mendengar apa-apa lagi, kurasa Natria sudah
tidur.